twitter



Miring, sedih, sakit
Apa tanyaku, cinta jawabmu
Dan akupun terdiam
Indah, bahagia, tawa
Apa tanyaku, cinta jelasmu
Dan akupun tersenyum
Apa itu cinta?
Tanyamu
Aku…
Hmm… cinta…
                Jangan dijawab!
                Biarkan begini
                Karna tak ada artinya
Biarkan cinta yang  bertanya
Apa dia
Dan biarkan hati yang menjawab
Inilah dia



Bilang tentang sahabat sama aku
Maka aku cuma bisa bilang
“Aku gak ngerti”
                Bilang tentang hidup sama aku
                Maka aku cuma bisa bilang
                “Entahlah, rumit”
Bilang tentang cinta sama aku
Maka aku cuma bisa bilang
“Indah sih, tapi nakutin”
                Bilang apa saja padaku
                Maka aku hanya bisa mencoba
                Mencoba untuk memahami
Karna aku bukan apa-apa
Aku bukan siapa-siapa
Yang paham banyak hal
                Belajar ?
                Lelah aku sudah mencoba
                Walau aku coba untuk tidak menyerah memahami makna
                Namun aku tau akan sampai batasku untuk coba pahami
Tidak penting
Itulah yang ada padaku
Selain nasib badan yang mengenaskan dan tampilan yang menyedihkan
Aku hanya seonggok daging bernapas yang tidak penting
                Tapi, aku adalah aku
                Sekalipun coba sepuh dengan emas dan taburi dengan permata
Aku tetap aku
Mungkin akan tiba masanya
Sang gagak menjadi merak dan terbang ke khayangan
Sang ulat bermetamorfosis menjadi kupu-kupu dan kitari taman surga
Tapi, mungkin hanyalah mungkin
                Atau mungkin akan tiba waktu
                Sampah tetaplah sampah
                Taruhlah dipiring emas
                Maka ia hanya tetaplah sampah


Tertegun aku di tengah tegap
Lurus kedepan kuduk kutatap
Kakiku kaku
Senyumku beku

                Tidakpun kata terucap
                Nurani mampu gambarkan
                Mimik lucu cairkan beku
                Binar…

Hak diperhitungkan
Harga diri dipertaruhkan
Untaian kata pemecah hening
Fokuskan arah demi tujuan

                Bibir merekah tanda tak goyah
                Picing mata peka telinga
                Sepele jangan remehkan
                Tulang bergetar pun bukan penghalang

Angkat datar, hentak !
Sejajar bahu sederap langkah
Ayun datar, lepas !
Satu rentak seribu semangat